Tampilkan postingan dengan label pelajaran bahasa indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pelajaran bahasa indonesia. Tampilkan semua postingan

Jumat, 21 Juni 2013

Pengertian resensi buku

Resensi buku merupakan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku. Dalam membuat resensi buku, kita perlu melakukan penilaian terhadap kualitas buku ditinjau dari berbagai segi. Penilaian yang dilakukan didasarkan pada argumentasi dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara umum resensi buku adalah untuk memberi tahu kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan tentang kelebihan maupun kekurangan buku tersebut.

Berikut yang perlu diperhatikan saat meresensi buku:
a.    Mengenai identitas buku. Identitas buku meliputi hal-hal berikut:
-    Judul buku
-    Tebal buku
-    Pengarang atau penulis
-    Ukuran buku
-    Penerbit
-    Jenis kertas buku
-    Kota terbit
-    Nomor ISSBN
-    Tahun terbit.

b.    Bagian fisik buku
Bagian fisik buku yang perlu dicantumkan mencakup beberapa hal: judul, penulis atau editor, penerjemah (jika buku terjemahan), penerbit, tebal buku (bagian awal dan bagian inti). Bagian ini dikemukakan pada bagian awal.

c.    Bagian isi buku. Ulasan bagian isi buku mencakup hal-hal berikut:
-    Tujuan penulisan buku. Tujuan penulisan buku terdapat pada bagian kata pengantar atau bagian pendahuluan buku
-    Isi umum. Isi umum buku terdapat pada daftar isi dan pendahuluan
-    Penilaian kualitas isi. Dasar penilaian biasanya menggunakan kriteria kekurangan dan kelebihan. Kualitas isi buku juga disampaikan dengan membandingkannya dengan buku yang lain, baik yang ditulis oleh pengarang yang sama maupun oleh pengarang yang lain.

d.    Bahasa
Unsur bahasa yang diulas mencakup kelancaran bahasa, kata-kata yang digunakan, kalimat yang digunakan, gaya penyajian, dan keluwesan pemakaiannya.

e.    Organisasi
Organisasi buku berkaitan dengan cara-cara pengaturan isi buku. Organisasi dapat diulas dari segi kepaduan, urutan, kerunutan, kelogisan, dan kesistematisan.

Kamis, 20 Juni 2013

Pengertian paragraf

Paragraf diartikan sebagai suatu karangan yang terbentuk dari satu atau beberapa kalimat yang saling berhubungan dan mempunyai satu pikiran utama yang menjiwai seluruh karangan.berdasarkan pengertian tersebut, paragraf mempunyai:
-    pikiran utama, yakni pikiran yang menjiwai seluruh karangan
-    pikiran penjelas, yaitu pikiran yang menjelaskan pikiran utama
-    kalimat utama, yaitu kalimat tempat tertuang pikiran utama
-    kalimat penjelas, yaitu kalimat tempat dituangkan pikiran penjelas.

Adapun syarat-syarat paragraf adalah sebagai berikut:
-    paragraf merupakan kesatuan yang bulat
-    dalam satu paragraf hanya terdapat satu pikiran utama. Jadi, jika ada dua pikiran utama hendaknya paragraf itu dijadikan dua paragraf
-    tiap kalimat dalam paragraf harus padu, yakni adanya kesinambungan antarkalimat
-    kalimat yang digunakan harus efektif.

Macam-macam paragraf dapat dibedakan menurut cara mengembangkan kalimat utama menjadi suatu paragraf yang lengkap. Macam-macam paragraf di antaranya sebagai berikut:
a.    Paragraf induktif, adalah paragraf yang diawali dengan menyebutkan atau membahas masalah-masalah khusus untuk memperoleh suatu kesimpulan umum yang mencakup seluruh peristiwa khusus sebelumnya. Dalam pola pengembangan paragraf induktif kesimpulan berada di akhir paragraf.
b.    Paragraf deduktif, merupakan kebalikan dari paragraf induktif, yakni paragraf yang diawali dengan menyebutkan atau membahas masalah-masalah umum untuk memperoleh suatu kesimpulan khusus. Dalam pola pengembangan paragraf deduktif kalimat utamanya berada di awal paragraf.
c.    Paragraf campuran, merupakan campuran pragraf deduktif dan induktif. Dengan demikian, letak kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf. Kalimat utama yang di akhir paragrafnya merupakan penegasan kembali dengan susunan yang agak berbeda.

Minggu, 16 Juni 2013

Puisi lama

Bentuk karya sastra lama mempunyai ciri sebagai berikut:
a.    Dipengaruhi oleh sifat masyarakat lama yang masih memegang kuat adat istiadat
b.    Perkembangan bentuk karya tidak mengalami perubahan (statis)
c.    Terikat oleh peraturan dan tata cara penulisan (khususnya puisi)
d.    Cenderung bersifat menghibur
e.    Sifat sastranya istana sentris
f.    Kebanyakan pengarangnya tidak diketahui (anonim).

Adapun bentuk puisi lama diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pantun
Pantun memiliki ciri sebagai berikut:
-    Setiap bait terdiri atas empat baris: dua baris pertama merupakan sampiran dan dua baris kedua adalah isi
-    Setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata
-    Rumus sajaknya a-b-a-b
-    Menurut isinya pantun dapat dibagi menjadi pantun adat, pantun agama, pantun nasihat, pantun jenaka, pantun muda, pantun anak-anak, dan pantun perkenalan.

b. Karmina
Karmina disebut juga pantun kilat. Bentuknya sama dengan pantun biasa, hanya saja lariknya lebih pendek. Karmina memiliki ciri sebagai berikut:
-    Setiap bait terdiri atas dua baris: baris pertama merupakan sampiran dan barisa kedua adalah isi
-    Setiap baris bersajak a-a.

c. Syair
Syair sangat berbeda dengan pantun atau karmina. Dalam syair tidak ada sampiran, tetapi semuanya isi. Syair biasanya berisi kisah atau cerita raja-raja atau orang-orang yang dihormati pada masanya. Syair memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-    Setiap bait terdiri atas empat baris
-    Setiap baris bersajak a-a-a-a
-    Setiap bait merupakan isi
-    Rangkaian bait itu merupakan rangkaian cerita.

d. Talibun
Talibun adalah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris. Jika talibun itu terdiri atas enam baris, tiga baris pertama merupakan sampiran dan tiga baris berikutnya merupakan isi.

e. Gurindam
Gurindam disebut juga sajak peribahasa. Terdiri atas dua baris yang berirama. Baris pertama umumnya berupa sebab (hukum atau pendirian), baris kedua merupakan jawaban atau dugaan.

Sabtu, 15 Juni 2013

Unsur-unsur karya sastra

Unsur-unsur yang terkandung dalam karya sastra terdiri atas dua bagian, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, latar (setting), sudut pandang, alur, penokohan, gaya bahasa, dan amanat. Adapun unsur ekstrinsik merupakan unsur di luar karya sastra, namun sangat berpengaruh terhadap karya sastra tersebut. Misalnya latar belakang sosial budaya pengarang, keadaan masyarakat, lingkungan keagamaan, dan pengalaman pengarang.

Berikut penjelasan unsur-unsur intrinsik:
a.    Tema, adalah pokok permasalahan sebuah cerita. Tema suatu cerita biasanya bersifat tersirat (tersembunyi) dan dapat dipahami setelah membaca keseluruhan cerita
b.    Latar, adalah tempat, waktu, atau keadaan yang melatari atau mewadahi berbagai peristiwa dalam sebuah cerita
c.    Sudut pandang, adalah cara pengarang mengambil posisi dalam cerita. Ada dua macam posisi pengarang dalam ceritanya, yakni sebagai orang pertama dan sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama pengarang biasanya menggunakan kata ganti ‘aku’ atau ‘saya’. Adapun sebagai orang ketiga, pengarang memakai kata ganti ‘ia’ atau ‘dia’, atau memakai nama tokoh yang lain. Dalam hal ini, pengarang seolah-olah bertindak sebagai dalang atau penggerak cerita bagi para tokoh-tokohnya
d.    Alur, adalah jalinan peristiwa dalam sebuah cerita yang memiliki hubungan sebab akibat. Secara sederhana, alur terdiri atas tiga tahapan, yakni tahap perkenalan, tahap pertikaian (konflik), dan tahap penyelesaian (ending). Adapun dalam penceritaannya, pengarang biasanya menggunakan alur maju (alur konvensional) atau alur mundur dengan teknik kilas balik.
e.    Tokoh dan penokohan cerita yang dibuat pengarang biasanya memiliki karakter atau watak yang khas. Dalam sebuah cerita biasanya jalan cerita akan berpusat kepada tokoh utama. Oleh karena itu, pengenalan watak tokoh utama pada awal cerita sangatlah penting. Pengenalan watak tokoh dapat dilakukan dengan dua cara.
f.    Gaya bahasa, adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh pemilihan kata (diksi) yang tepat.
g.    Amanat, adalah pesan yang disampaikan dalam sebuah cerita. Pesan tersebut biasanya bersifat implisit sehingga pembaca akan mampu memperoleh pesan tersebut jika membaca keseluruhan isi ceritanya.