Pengertian kota dan penggunaan lahan perkotaan

Para ahli mendefinisikan kota sesuai dengan sudut pandang keilmuannya masing-masing. Definisi kota menurut Bintarto adalah sebagai berikut. Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli dan pendatang. Masyarakat kota sangat heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama, adat, dan kebudayaan.

Menurut Bintarto, kota memiliki ciri fisik dan ciri sosial.
1.    Ciri-ciri fisik kota
a.    Terdapatnya sarana perekonomian seperti pasar atau supermarket. Berdasarkan kemampuan untuk melayani penduduk, pusat perbelanjaan kota dibedakan atas tiga jenis, yaitu neighborhood centre (7.500-20.000 orang), community centre (20.000-100.000 orang), dan regional centre (lebih dari 100.000 orang).
b.    Adanya tempat parkir yang memadai
c.    Adanya tempat rekreasi dan olahraga
d.    Terdapat alun-alun
e.    Adanya gedung-gedung pemerintahan.

2.    Ciri-ciri sosial kota
a.    Masyarakatnya heterogen
b.    Bersifat individualistis dan materialistis
c.    Mata pencaharian nonagraris
d.    Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai pudar)
e.    Adanya kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan miskin
f.    Norma-norma agama tidak begitu ketat
g.    Pandangan hidup lebih rasional
h.    Adanya strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau kelompok sosial masyarakat secara tegas.

Dibanding dengan wilayah di desa, penggunaan lahan wilayah kota lebih kompleks. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
1.    keragaman mata pencaharian penduduk kota
2.    berkembangnya kota sebagai pusat kegiatan, seperti pusat pemerintahan, pusat industri, dan pusat pendidikan
3.    kelengkapan sarana dan prasarana mendorong munculnya kegiatan baru berakibat munculnya penggunaan lahan baru.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/