Jumat, 30 November 2012

Pertanian

Kegiatan pertanian merupakan kegiatan mengolah lahan untuk bercocok tanam dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Pengolahan lahan untuk pertanian memunculkan berbagai penggunaan lahan yang mencirikan jenis kegiatan pertanian.

Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam bidang pertanian adalah sebagai berikut.
a.    Pertanian tanaman pangan dan hortikultura
Pertanian tanaman pangan dan hortikultura mempunyai ciri jenis tanaman yang diusahakan adalah tanaman pangan atau tanaman bahan makanan pokok. Lahan pertanian yang diusahakan relatif sempit.
Bentuk penggunaan lahan dari jenis pertanian ini antara lain sawah irigasi, tadah hujan, pasang surut, lebak, dan tegalan.

b.    Perkebunan
Perkebunan merupakan lahan pertanian yang umumnya ditanami cokelat, cengkih, kelapa, kelapa sawit, kapas, karet, kopi, lada, tebu, teh, dan tembakau. Tanaman perkebunan dibagi menjadi dua jenis, yaitu perkebunan tanaman semusim dan perkebunan tanaman tahunan. Perkebunan tanaman semusim ditanami makanan sekali panen, seperti tanaman tembakau dan tebu. Perkebunan tanaman tahunan ditanami tanaman yang hidup bertahun-tahun, seperti tanaman karet, kopi, teh, kelapa, dan kelapa sawit.

c.    Peternakan
Peternakan merupakan usaha pemeliharaan ternak yang diambil manfaatnya untuk berbagai keperluan. Ciri-ciri peternakan di Indonesia antara lain masih menggunakan teknologi sederhana dan jumlah hewan ternak yang diusahakan relatif sedikit.
Usaha peternakan di Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu peternakan hewan besar, hewan kecil, dan unggas.

d.    Perikanan
Perikanan merupakan usaha pemeliharaan, pengembangbiakan, penangkapan atau pengambilan, dan pemanfaatan hasil ikan serta biota (tumbuhan dan hewan) air lainnya. Berdasarkan tempat pengusahaannya, usaha perikanan dapat dibedakan menjadi perikanan darat dan laut.

e.    Kehutanan
Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem yang berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan. Secara garis besar hutan dibagi menjadi tiga menurut daerahnya, yaitu hutan di daerah panas, di daerah beriklim sedang, dan di daerah dingin. Hasil hutan yang banyak dimanfaatkan antara lain kayu, rotan, dan berbagai jenis hewan buruan.

Kamis, 29 November 2012

Komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu :
  1. Subsistem pengelolaan data (database).
  2. Subsistem pengelolaan model (modelbase).
  3. Subsistem pengelolaan dialog (userinterface).
Batasan SPK, diantaranya adalah :
  1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
  2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
  3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.
  4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.

Pengertian koperasi

Istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris, Cooperation. Istilah cooperation berasal dari dua kata: co yang artinya bersama dan operation yang artinya usaha. Jadi, secara harfiah cooperation (yang kemudian dibekukan ke dalam bahasa Indonesia menjadi koperasi) mengandung arti sebagai usaha bersama.

Berdasarkan Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian (sebagai pengganti Undang-undang No. 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian Indonesia), koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Dari pengertian koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.    Koperasi sebagai badan usaha, artinya koperasi dapat mengelola berbagai unit usaha yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam upaya meningkatkan sisa hasil usaha (SHU).
b.    Koperasi yang beranggotakan orang seorang adalah koperasi primer.
c.    Koperasi yang beranggotakan badan hukum koperasi adalah koperasi sekunder misalnya koperasi pusat beranggotakan koperasi primer, koperasi gabungan beranggotakan koperasi-koperasi pusat, sedangkan koperasi induk beranggotakan koperasi-koperasi gabungan.
d.    Beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, juga berarti bahwa koperasi bukan kumpulan modal seperti CV, Firma, maupun PT. Walaupun sama-sama bertujuan untuk memperoleh keuntungan, tetapi koperasi harus juga mengutamakan pelayanan dan kepentingan anggota.
e.    Gerakan ekonomi rakyat artinya bahwa koperasi merupakan modal orang-orang yang berekonomi lemah untuk menghimpun diri dan melakukan usaha bersama agar tidak ketinggalan dengan mereka yang berekonomi kuat.
f.    Asas kekeluargaan artinya usaha bersama itu dijalin oleh rasa penuh pengertian, saling membantu diantara anggotan dalam wadah organisasi yang dipimpin pengurus.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/


Rabu, 28 November 2012

Pengertian kebutuhan

Kebutuhan hidup tiap manusia tidak sama, kebutuhan tersebut tergantung pada tingkat pendapatan, lingkungan lingkungan hidup, pendidikan, adat istiadat, dan agama. Kebutuhan adalah keinginan manusia yang harus dipenuhi. Kebutuhan manusia atau masyarakat selalu bertambah. Ada beberapa faktor pendorong bertambahnya kebutuhan masyarakat antara lain sebagai berikut:
1.    kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
2.    pertambahan penduduk
3.    dinamika kebudayaan
4.    peningkatan iman dan takwa.

Macam-macam kebutuhan manusia
Pada dasarnya, kebutuhan manusia dapat digolongkan sebagai berikut:
1.    Kebutuhan menurut tingkat kepentingannya (intensitas)
a.    Kebutuhan primer, merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup manusia tidak terganggu. Contoh: makanan, pakaian, rumah.
b.    Kebutuhan sekunder, merupakan kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan setelah kebutuhan primer terpenuhi. Contoh: sepeda motor, radio.
c.    Kebutuhan tersier, merupakan kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan setelah pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder. Contoh: perhiasan, mobil mewah.

2.    Kebutuhan menurut waktunya
a.    Kebutuhan sekarang, yaitu kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Contoh: obat bagi orang sakit, makan saat lapar.
b.    Kebutuhan masa depan, yaitu kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan untuk waktu yang akan datang. Contoh: menabung untuk naik haji, asuransi pendidikan anak.

3.    Kebutuhan menurut sifatnya
a.    Kebutuhan jasmani, adalah kebutuhan yang sifatnya fisik atau material. Contoh: makan, minum.
b.    Kebutuhan rohani, adalah kebutuhan yang erat hubungannya dengan rohani dan sifatnya tidak berwujud. Contoh: agama, hiburan, pendidikan.

4.    Kebutuhan menurut subjeknya
a.    Kebutuhan individu (perorangan), adalah kebutuhan yang hanya diperlukan oleh orang atau individu. Contoh: cangkul bagi petani, stetoskop bagi dokter.
b.    Kebutuhan sosial (masyarakat), adalah kebutuhan kelompok yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakat. Contoh: jalan raya, pasar, sekolah, rumah sakit.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/

Manfaat Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem Pendukung Keputusa (SPK) merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur.

Manfaat dari SPK adalah :
  1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.
  2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
  3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
  4. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

Alat pemuas kebutuhan manusia

Alat pemuas kebutuhan manusia dapat berupa barang dan jasa.
a.    Berdasarkan kelangkaannya
1.    barang ekonomi, merupakan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan biasa. Contoh: buku tulis, pensil.
2.    barang bebas, merupakan alat pemuas kebutuhan yang tersedia secara berlimpah dan setiap orang dapat memperolehnya dengan bebas sehingga untuk memperolehnya tidak memerlukan pengorbanan (biaya). Contoh: air, udara.
3.    barang illith, adalah barang yang jumlahnya berlebihan sehingga dapat merugikan manusia dan harus dikurangi jumlahnya. Contoh: api saat kebakaran, air saat banjir.

b.    Berdasarkan fungsi hubungan pemakaian dengan barang lain
1.    barang substitusi, merupakan barang yang penggunaannya dapat saling menggantikan dengan barang lain. Contoh: sepatu menggantikan sandal, gas menggantikan minyak tanah.
2.    barang komplementer, merupakan barang yang penggunaannya saling melengkapi. Contoh: jarum dan benang, kaus kaki dan sepatu.

c.    Berdasarkan tujuan penggunaannya
1.    barang konsumsi, merupakan barang yang dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh: nasi, pakaian.
2.    barang produksi, merupakan barang yang memerlukan proses produksi lebih lanjut untuk dapat digunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia. Contoh: kayu, benang.

d.    Berdasarkan proses pembuatannya
1.    barang mentah, merupakan barang yang perlu diolah lebih lanjut agar dapat menjadi barang setengah jadi. Contoh: kapas untuk dibuat benang, beras dibuat tepung.
2.    barang setengah jadi, merupakan barang yang sudah melalui proses produksi, tetapi untuk dapat dikonsumsi harus melalui proses produksi selanjutnya. Contoh: kain untuk baju, tepung beras untuk dibuat bubur.
3.    barang jadi, merupakan barang yang sudah siap untuk dikonsumsi. Contoh: lemari, mobil.

e.    Berdasarkan kegunannya untuk jaminan kredit
1.    barang bergerak, merupakan barang yang dapat dijadikan jaminan untuk mendapatkan kredit dalam jangka pendek. Contoh: BPKB, perhiasan, dan komputer.
2.    barang tidak bergerak, merupakan barang yang dapat dijadikan jaminan untuk mendapatkan kredit dalam jangka panjang. Contoh: tanah, bangunan.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/


Selasa, 27 November 2012

Peranan dan tujuan tiga sektor usaha formal

Negara kita menganut sistem ekonomi kerakyatan. Dalam sistem ekonomi kerakyatan itu terdapat pilar-pilar ekonomi sebagai penyangganya. Pilar-pilar ekonomi sebagai penyangga sistem demokrasi ekonomi dapat dikelompokkan ke dalam sektor usaha formal dan sektor usaha informal. Suatu kegiatan usaha dapat dikelompokkan ke dalam sektor usaha formal jika kegiatan itu memiliki izin usaha dan memiliki bentuk organisasi perusahaan yang jelas sesuai dengan ketentuan hukum yang ada. Dalam sistem ekonomi kerakyatan, negara mengakui hak milik perorangan. Begitu juga kegiatan ekonomi swasta didorong untuk tumbuh dan berkembang agar dapat ikut serta menciptakan kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat bukan hanya kemakmuran individu atau perorangan. Sektor usaha formal dalam sistem ekonomi kerakyatan meliputi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan koperasi.

1.    Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Pemilik modal mayoritas adalah negara (pemerintah pusat atau daerah)
b.    Tujuan usahanya untuk menciptakan kemakmuran masyarakat
c.    Bidang usahanya adalah sektor-sektor yang vital atau strategis

2.    Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
a.    Pemilik modal mayoritas adalah individu
b.    Tujuan usahanya adalah untuk menciptakan kemakmuran bagi pemilik modal, berupa laba atau keuntungan
c.    Bidang usahanya tidak menguasai hajat hidup orang banyak

3.    Koperasi
a.    Pemiliknya adalah semua anggota koperasi
b.    Tujuan usahanya untuk kemakmuran anggota
c.    Bidang usahanya sesuai dengan kebutuhan anggota.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/

Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur .
Karakteristik sistem pendukung keputusan adalah :
  1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.
  2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari / interogasi informasi.
  3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan/dioperasikan dengan mudah.
  4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi.

Prediksi Soal UN Matematika SMP 2013

-->

Prediksi Soal UN Matematika SMP 2013



Soal UN Matematika 2013 img


Soal UN Matematika SMP 2013

Selamat bertemu kembali dengan Sukses Ujian Nasional, setelah sebelumnya posting tentang Prediksi Soal UN SMP 2013 pada keseampatan yang baik ini akan posting Prediksi Soal UN Matematika SMP 2013 dengan tipe soal yang berbeda, yang tentunya sudah disesuaikan dengan Kisi-kisi Matematika UN 2013. Seperti apakah Prediksi "Soal UN Matematika SMP 2013"?

Soal UN Matematika SMP 2013
Apabila anda telah membaca Kisi-kisi Matematika UN 2013, tentunya sebenarnya anda bisa membuat sendiri Prediksi Soal UN Matematika 2013, namun bagi yang belum sempat berikut ini Prediaksi Soal UN Matematika 2013, semoga bermanfaat

Prediksi Soal UN Matematika SMP 2013

Demikian posting kai ini tentang Prediksi Soal UN Matematika SMP 2013, semoga bermanfaat.

Keywords : Prediksi Soal UN Matematika SMP 2013, Soal UN Matematika SMP 2013, Soal Un SMP 2013

Landasan dan asas koperasi

Landasan dan asas koperasi diatur di dalam pasal 2 Undang-undang No. 25 tahun 1992 yang berbunyi “Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta berdasarkan atas asas kekeluargaan.”
Selain landasan idiil Pancasila juga landasan konstitusional UUD 1945. Landasan gerak yaitu pasal 33 ayat 1 UUD 1945. Landasan mental yaitu setia kawan dan kesadaran pribadi.
Asas koperasi adalah kekeluargaan, artinya sebagai berikut:
a.    Adanya kesadaran dari hati nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi atas dasar semua untuk semua, di bawah pimpinan pengurus
b.    Pemilihan dari para anggota atas dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian berkorban untuk kepentingan bersama.
Sifat kekeluargaan da kegotongroyongan sudah merupakan ciri-ciri kepribadian bangsa Indonesia sejak zaman nenek moyang.

Perbedaan antara gotong royong tradisional dengan koperasi
Gotong royong tradisional
1.    Bersifat tradisional statis
2.    Merupakan adat kebiasaan dalam masyarakat
3.    Kegiatannya hanya sesaat bila dibutuhkan dan setelah selesai bubar
4.    Tidak terorganisir maka tidak menggunakan administrasi
5.    Menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana
6.    Tidak ada pemiliknya
7.    Tidak memerlukan keahlian.

Koperasi
1.    Bersifat modern dan dinamis
2.    Adanya karena prakarsa anggota
3.    Kegiatan usahanya tetap terencana, teratur, dan dilaksanakan terus menerus
4.    Dalam wadah organisasi dan administrasi yang modern dan teratur
5.    Selain menggunakan tenaga manusia yang terdidik juga faktor-faktor produksi lainnya
6.    Ada pemiliknya, yaitu anggota
7.    Memerlukan keahlian, maka perlu adanya pendidikan.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/

Senin, 26 November 2012

Fungsi dan peran koperasi serta prinsip koperasi

Empat macam fungsi dan peran koperasi disebutkan pada pasal 4 UU No. 25 tahun 1992 sebagai berikut:
a.    Membangun dan mengembangkan produksi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
b.    Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat
c.    Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya
d.    Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi

Prinsip koperasi
Arti prinsip yaitu suatu kebenaran yang menjadi pedoman kerja bagi koperasi dan landasan kegiatan bagi koperasi. Di dalam kegiatannya, koperasi berpedoman pada prinsip koperasi yang disebutkan pada pasal 5 UU No. 25 tahun 1992 sebagai berikut:
a.    Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b.    Pengelolaannya dilakukan secara demokratis
c.    Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan jasa usaha masing-masing anggota
d.    Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e.    Kemandirian dalam pengembangan koperasi maka melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:
1.    Pendidikan koperasi
2.    Kerja sama antarkoperasi

Prinsip-prinsip koperasi tersebut merupakan landasan dalam melaksanakan kegiatan. Prinsip-prinsip koperasi itu pula yang membedakan antara badan usaha koperasi dengan badan usaha yang lain. Sehingga koperasi memiliki ciri dan keunikannya sendiri.

kunjungi juga: http://matakristal.com/

Pengertian E-FulFillment

E-FulFillment
E-FulFillment berarti memenuhi atau merealisasikan. Dalam konteks rantai pasokan kita sering mendengar kata order FullFillment yang artinya pemenuhan pesanan konsumen. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam proses FullFilment adalah : menerima pesanan dari konsumen, mengelola transaksi, sebagai komunikasi dengan konsumen untuk memberikan informasi status pesanan serta dukungan teknis.

Dengan demikian E-Fulfillment adalah pengelolaan proses-proses diatas dengan media teknoligi informasi dan komunikasi.
Dalam pengertian E-Fulfillment merupakan aktifitas yang secara fisik mengirim produk dan layanan yang ditempatkan pada jaringan system persediaan melalui transaksi E-Commerce.


Prediksi Soal UN SMP 2013 Lengkap

-->

Prediksi Soal UN SMP 2013 Lengkap 

Prediksi Soal UN SMP 2013 pict

Soal UN SMP 2013 Lengkap


Selamat bertemu kembali dengan  Sukses Ujian Nasional, setelah sebelumnya posting tentang Prediksi Soal UN SMP 2013, berikut ini Sukses Ujian Nasional akan posting tentang "Prediksi Soal UN SMP 2013 Lengkap". "Prediksi Soal UN SMP 2013" ini sebagai koleksi soal yang diharapkan sebagai sarana untuk memaudahkan dalam menghadapi "Soal UN SMP 2013 Lengkap" yang sebenarnya. Seperti apakah "Prediksi Soal UN SMP 2013" Lengkap?

Prediksi Soal UN SMP 2013 Lengkap 
Bagi yang menginginkan koleksi Soal sebagai sarana untuk mensukseskan  pengerjaan "Soal UN 2013 lengkap" berikut ini kumpulan Prediksi Soal UN 2013 secara lengkap :


Download Soal UN SMP Bahasa Indonesia
Download Soal UN SMP Matematika
Download Soal UN SMP Bahasa Inggris
Download Soal UN SMP IPA

Demikian sharing tentang Prediksi Soal UN SMP 2013 Lengkap, semoga bermanfaat.
-->
Keywords : Prediksi Soal UN SMP 2013 Lengkap, Soal UN SMP 2013


Prediksi Soal UN SD 2013

-->

Prediksi Soal UN SD 2013

Soal UN SD 2013

Soal UN SD 2013

Selamat bertemu kembali dengan Sukses Ujian Nasional, pada kesempatan yang baik ini Sukses Ujian Nasional akan berbagi Prediksi "Soal UN SD 2013" sebagai jalan bagi adik-adik di tingkat SD untuk dapat meraih hasil maksimal dalam menghadapi "Soal UN SD 2013"

Prediksi Soal UN SD 2013
Dalam rangka untuk meraih sukses di Ujian Nasional 2013 dan dapat mengerjakan Soal Ujian Nasional (UN) SD 2013, maka diperlukan koleksi Latihan "Soal UN SD 2013"
Berikut ini link download Prediksi Soal UN SD 2013

http://www.ziddu.com/download/7221854/SoalUANSD2010Lengkap.rar.html

Sumber : http://www.berryhs.com/2012/01/soal-un-sd-2012-lengkap.html

Prediksi Soal UN SD 2013

Semoga koleksi "Prediksi Soal UN SD 2013" bermanfaat sehingga adik-adik kelas 6 dapat mengerjakan  Soal UN SD 2013 dengan hasil yang maksimal.

--> Keywords : Prediksi Soal UN SD 2013, Soal UN SD 2013

Sumber daya modal

Sumber daya modal meliputi teknologi, peralatan, informasi, dan fasilitas fisik. Sumber daya modal merupakan hasil karya manusia. Modal dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1.    Menurut wujudnya, modal dikelompokkan sebagai berikut:
a.    Uang, merupakan dana yang dapat dipergunakan untuk membeli sarana, alat, dan bahan yang dipergunakan dalam produksi.
b.    Barang merupakan alat yang digunakan untuk proses produksi. Contoh: tanah, gedung, mesin, dan alat transportasi.

2.    Menurut sifatnya, modal dikelompokkan sebagai berikut:
a.    Modal tetap, adalah modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali masa produksi. Contoh: gedung dan mesin.
b.    Modal lancar, adalah modal yang hanya sekali dipakai dalam proses produksi langsung habis. Contohnya bahan baku seperti kapas untuk membuat kain, gandum untuk membuat kue, dan sebagainya.

3.    Menurut subjeknya, modal dikelompokkan sebagai berikut:
a.    Modal perorangan, merupakan modal yang dimiliki oleh satu orang. Contoh: sewa tanah, upah, dan bunga deposito.
b.    Modal kemasyarakatan, merupakan modal yang berasal dari banyak orang dan untuk kepentingan orang banyak. Contoh: jalan, jembatan, dan sekolah.

4.    Menurut bentuknya, modal dikelompokkan sebagai berikut:
a.    Modal konkret (nyata), merupakan modal yang terlihat jelas dalam proses produksi. Contoh: mesin, peralatan, dan uang.
b.    Modal abstrak, merupakan modal yang tidak terlihat namun kegunaannya dapat dirasakan. Contoh: keahlian dan kepercayaan masyarakat.

5.    Menurut sumbernya, modal dikelompokkan sebagai berikut:
a.    Modal sendiri, merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Contoh: saham cadangan dan laba yang tidak dibagi.
b.    Modal pinjaman, merupakan modal yang diperoleh dari pihak lain. Contoh: pinjaman dari lembaga keuangan atau perorangan.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/

Minggu, 25 November 2012

Hubungan kondisi geografis dengan kondisi penduduk

Kondisi geografis mempengaruhi kehidupan penduduk. Kegiatan penduduk di dataran rendah berbeda dengan di dataran tinggi. Begitu juga kegiatan penduduk di daerah pantai berbeda dengan di daerah pegunungan.

Di dataran rendah penduduk umumnya melakukan kegiatan bercocok tanam. Jenis tanaman yang diusahakan adalah tanaman pangans seperti padi, jagung, dan ketela. Selain itu, juga diusahakan tanaman kacang, kedelai, kelapa, tebu, karet, dan buah-buahan.

Di dataran tinggi dan pegunungan penduduk banyak melakukan kegiatan berkebun. Lahan ditanami dengan tanaman teh, kopi, cengkeh, dan sayur-sayuran. Penduduk memanfaatkan lahan miring di dataran tinggi dengan membuat teras-teras (terasering). Selain itu, pegunungan juga dimanfaatkan untuk hasil hutan.

Penduduk di daerah pantai umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Mereka memanfaatkan lautan yang menghasilkan banyak ikan. Selain itu, penduduk pantai dapat membuka tambak untuk memelihara ikan dan udang.

Kehidupan sosial budaya penduduk dipengaruhi oleh kondisi fisik lingkungannya. Penduduk di daerah pantai atau dataran rendah membangun rumah dengan banyak lubang angin (ventilasi) untuk mengurangi udara panas. Mereka juga berpakaian tipis sehingga keringat cepat menguap. Sebaliknya, penduduk di dataran tinggi atau pegunungan berpakaian tebal untuk menahan udara dingin. Mereka membangun rumah dengan sedikit lubang angin. Atap-atap rumah mereka banyak menggunakan bahan seng. Bahkan bila malam hari atau musim dingin tiba penduduk memakai penutup kepala.

kunjungi juga: http://matakristal.com/

Pengertian E-SCM (Supply Chain Management)

E-SCM (Supply Chain Management)
E-SCM merupakan suatu konsep manajemen dimana perusahaan berusaha memanfaatkan internet dan teknologinya untuk mengintegrasikan seluruh mitra kerja perusahaan, terutama yang berhubungan dengan sistem pemasokan bahan-bahan atau sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi (sisi supply). e-SCM merupakan kebalikan dari e-CRM dimana pada e-SCM lebih menekankan pada sisi supplynya yaitu supplier dan distributor yang digunakan sedangkan pada e-CRM lebih menekankan sisi demandnya yaitu konsumen perusahaan.

Ciri-ciri koperasi Indonesia

Ciri-ciri koperasi Indonesia adalah sebagai berikut:
a.    Merupakan kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan pengaruh penggunaan modal tidak boleh mengurangi dan mengaburkan pengertian koperasi.
b.    Merupakan wadah demokrasi ekonomi. Para anggota berusaha bersama berdasarkan persamaan derajat, hak, dan kewajiban, maka koperasi harus diatur dan diurusi sesuai dengan keinginan anggota. Kekuasaan tertinggi dalam koperasi terletak pada rapat anggota.
c.    Merupakan badan usaha. Koperasi bukan sekumpulan orang-orang, tetapi kumpulan orang-orang yang akan melakukan usaha bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d.    Kegiatan koperasi didasarkan atas kesadaran para anggota. Dalam koperasi tidak boleh ada paksaan, ancaman, intimidasi, dan campur tangan dari pihak lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah intern koperasi.
e.    Tujuan koperasi benar-benar merupakan kepentingan bersama para anggota. Pencapaian tujuan koperasi berdasarkan karya dan jasa yang disumbangkan para anggota dan besar kecilnya karya dan jasa masing-masing anggota harus tercermin dalam pembagian SHU.
f.    Makna lambang koperasi Indonesia:
1.    gambar gigi roda: melambangkan usaha karya yang terus menerus.
2.    gambar rantai: melambangkan persatuan dan kesatuan.
3.    gambar pohon beringin: melambangkan kemasyarakatan yang berakar kukuh.
4.    gambar padi dan kapas: melambangkan kemakmuran rakyat.
5.    gambar warna merah dan putih melambangkan sifat nasionalis koperasi Indonesia.
6.    tulisan koperasi menunjukkan bahwa lambang tersebut merupakan kepribadian Indonesia.

kunjungi juga: http://matakristal.com/

Sabtu, 24 November 2012

Pengertian E-Environment

E-Environment
E-environment merupakan pengembangan teknologi dan informasi dalam memperdayakan atau mengenalkan lingkungan hidup sekitar kita. Dari sini kita mengetahui banyak mengenai lingkungan alam yang harus kita jaga. Sehingga manusia dapat langsung melihat bagaimana kondisi alam yang ada disekitarnya.

Components of A Skripsi or Thesis

         Components of A Skripsi or Thesis
                                                                   Written by Ari Julianto


Skripsi or Thesis come in various sizes and shapes. The components of many skripsi or thesis are similar although their functions and requirements may differ according to the degree they are presented for. Below is the most common component of a skripsi or thesis.

1. Cover page- identifies topic, writer, institution, degree and date (year and, if you like, month)
- title, candidate's name and qualifications, degree aimed at, faculty, university, month and year presented.

2. Declaration
-
states that the material presented has not been used for any other award, and that all sources are acknowledged
- states that the approval of skripsi or thesis was received and gives the reference number. An example of a declaration page appears below:

This thesis contains no material that has been accepted for the award of any other degree or diploma in any educational institution and, to the best of my knowledge and belief, it contains no material previously published or written by another person,except where due reference is made in the text of the thesis.

Signed: ………………………………………

The research for this research received the approval of the English department of Teacher Training of .......University (Reference number: ……….)


3. Acknowledgements
- to thank anyone whose support has been important for your work
- the supervisor generally receives the first vote of thanks. Don’t forget your participants (though remember confidentiality). This section is the least bound by convention. You may speak from the heart.

4. Table of Contents
- lists all major divisions and subdivisions marked by numbers and indicates which page they are on
- the titles and subtitles of sections should appear in a style and size consistent with their position in the hierarchy (see style manuals for help in selecting your system)
- numbering hierarchy: 1, 1.1, 1.1.1, 1.1.1.1

5. Lists of Tables / Figures / Illustrations / Appendices
- lists all of these and the pages on which they appear
- a separate section is used for each of these categories. (It is often handy to number such items using the chapter number first: e.g., Fig 1.1, Fig.2.1, Fig.2.2, etc.)

6. Abstract
- orients the reader/ presents the focal points of the thesis
- summarises the thesis, mentioning aims/purposes, focus of literature review, methods of research and analysis, the findings, and implications Introduction (may be given a more descriptive name to reflect the topic)
- provides background information and rationale for the research, so that the reader is persuaded that it will be useful/interesting. It usually also serves as a frame within which the reader reads the rest of the thesis
- provides background information related to the need for the research
- builds an argument for the research (rationale) and presents research question(s) and aims
- may present personal motivations behind research
- may present a theoretical starting point
- gives an outline of subsequent chapters

7. Literature Review (this may consist of more than one chapter with descriptive titles)
- to show the reader/examiner that you are familiar with issues and debates in the field (you need to explain these and discuss the main players' ideas)
- to show the reader that there is an area in this field to which you can contribute (thus, the review must be critically analytical)
- this is the section where you cite the most, where your use of  verb tense becomes most important in conveying subtle meanings, where you must  beware of unwarranted repetition. This is where plagiarism can become an issue
- you must remember to discuss theory which is directly relevant to your research
- in a minor thesis, this may be incorporated into other parts of the piece presented (e.g., in the introduction, throughout a video, in a discussion). Alternatively a literature review may be the main source of data, and fulfill the aims of the thesis, in which case it may need to consist of one or more large chapters

8. Methodology (research design)
- presents an understanding of the philosophical framework within which you see your inquiry (i.e., discusses epistemology of the research using literature)
- presents a rationale for the methodological approach (using literature)
- describes and justifies the methods of research and analysis (using literature)
- reveals the boundaries of the research (this may occur instead in the Introduction)
- describes what you did (past tense) for selection of site, participants, data gathering and analysis
- it may include illustrations (e.g., a timeline depicting  stages/steps in the research)
- describes steps taken to ensure ethical research practice (shows you are a serious researcher who takes account of how research may affect participants)
- you can discuss issues of validity and reliability here

9. Results (presentation of data)
- presents the data and findings, ordered/analysed in ways justified earlier (methodology)
- past tense is a feature here (usually)
- data in tables should be carefully set out, checked and discussed

10. Discussion (analysis of data)
- discusses findings, drawing out main achievements and explaining results
- makes links between aims and findings (and the literature)
- may make recommendations – these could appear in the Conclusion chapter

11. Conclusion
-
draws all arguments and findings together
- leaves the reader with a strong sense that the work you set out to do has been completed, and that it was worthwhile
- summarises major findings
- presents limitations
- presents implications
- suggests directions for future research
- ends on a strong note

12.References (for minor thesis)/ Bibliography (for major thesis)
- shows the reader which texts/materials you have consulted
- is in alphabetical order
- may be annotated, though usually is not
- should not include works you have not used/cited

13. Appendices
- provides a place for important information which, if placed in the main text, would distract the reader from the flow of the argument
- includes raw data examples and reorganized data (e.g., a table of interview quotes organized around themes)
- appendices may be named, lettered or numbered (decide early)
References (for minor thesis)/ Bibliography (for major thesis)
- shows the reader which texts/materials you have consulted is in alphabetical order
- may be annotated, though usually is not
- should not include works you have not used/cited.

(Taken from various sources)

Jumat, 23 November 2012

Pengertian E-Filing

E-Filing
E-Filing adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan yang dilakukan melalui sistem on-line dan real time. Electronic Filing Identification Number atau eFIN adalah Nomor Identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-Filing).

Application Service Provider (ASP) adalah Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik ke DJP.
ASP yang telah ditunjuk DJP sampai saat ini adalah :
http://www.pajakku.com
http://www.laporpajak.com
http://www.layananpajak.com
http://www.spt.co.id.

What is A Variable?

                      What is A Variable?
                                                  Written by Ari Julianto


I. The Meaning
      A variable is any entity that can take on different values. So what does that mean? Anything that can vary can be considered a variable. Arikunto (1999) stated that variable is an object of research or waht is the target in a research.For instance, age can be considered a variable because age can take different values for different people or for the same person at different times. Similarly, country can be considered a variable because a person's country can be assigned a value.
      A variable is a concept or abstract idea that can be described in measurable terms. In research, this term refers to the measurable characteristics, qualities, traits, or attributes of a particular individual, object, or situation being studied.
      Variables are properties or characteristics of some event, object, or person that can take on different values or amounts. Variables are things that we measure, control, or manipulate in research. They differ in many respects, most notably in the role they are given in our research and in the type of measures that can be applied to them. By itself, the statement of the problem usually provides only general direction for the research study; it does not include all the specific information.

II. Types of Variables
      There are many classification systems given in the literature the names we use are descriptive; they describe the roles that variables play in a research study. The variables described below by no means exhaust the different systems and names that exist, but they are the most useful for communicating about educational research.

1. Independent variables
      Independent variables are variables which are manipulated or controlled or changed. In the example “a study of the effect of teacher praise on the reading achievement of second-graders”, the effect of praise, the researcher is trying to determine whether there is a cause-and-effect relationship, so the kind of praise is varied to see whether it produces different scores on the reading achievement test. We call this a manipulated independent variable (treatment variable). The amount and kind of praise is manipulated by the researcher.
      The researcher could analyze the scores for boys and girls separately to see whether the results are the same for both genders. In this case gender s a classifying or attributes independent variable. The researcher cannot manipulate gender, but can classify the children according to gender.

2 Dependent variables
      Dependent variables are the outcome variables and are the variables for which we calculate statistics. The variable which hangs on account of independent variable is known as dependent variable. Let us take the example, a study of the effect of teacher praise on the reading achievement of second-graders; the dependent variable is reading achievement.
      We might compare the average reading achievement scores of second-graders in different praise conditions such as no praise, oral praise, written praise, and combined oral and written praise. Some other variables are expected to be "dependent" on the manipulation or experimental conditions. That is to say, they depend on "what the subject will do" in response.
      Somewhat contrary to the nature of this distinction, these terms are also used in studies where we do not literally manipulate independent variables, but only assign subjects to "experimental groups" based on some pre-existing properties of the subjects.
      Independent variables are those that are manipulated whereas dependent variables are only measured or registered. Consider other examples of independent and dependent variables:

3. Extraneous variable
      Independent variables that are not related to the purpose of the study, but may affect the dependent variable are termed as extraneous variables. Suppose the researcher wants to test the hypothesis that there is a relationship between children’s gains in social studies achievement and their self-concepts. In this case self-concept is an independent variable and social studies achievement is a dependent variable.
      Intelligence may as well affect the social studies achievement, but since it is not related to the purpose of the study undertaken by the researcher, it will be termed as an extraneous variable. Whatever effect is noticed on dependent variable as a result of extraneous variable(s) is technically described as an ‘experimental error’. A study must always be so designed that the effect upon the dependent variable is attributed entirely to the independent variable(s), and not to some extraneous variable or variables.

4 Intervening variables
      They intervene between cause and effect. It is difficult to observe, as they are related with individuals feelings such as boredom, fatigue excitement At times some of these variables cannot be controlled or measured but have an important effect upon the result of the study as it intervenes between cause and effect. Though difficult, it has to be controlled through appropriate design.

5 Moderator
      A moderator variable is an independent variable that is not of primary interest that has levels, which when combined with the levels of the independent variable of interest produces different effects.

(Taken from various sources)

Kamis, 22 November 2012

Pengertian E- Procurement

E- Procurement
E-Procurement merupakan sistem pengadaan barang atau jasa dengan menggunakan media elektronik seperti internet atau jaringan komputer. E-Procurement diterapkan dalam proses pembelian dan penjualan secara online supaya lebih efisien dan efektif. E-Procurement mengurangi proses-proses yang tidak diperlukan dalam sebuah proses bisnis. Dalam prakteknya, e-Procurement mengurangi penggunaan kertas, menghemat waktu dan mengurangi penggunaan tenaga kerja dalam prosesnya.

10 Tips Mengerjakan Skripsi

    10 Tips Mengerjakan Skripsi
 

                       Written by Ari Julianto   

Mengerjakan tugas akhir dalam bentuk skripsi atau thesis memang suatu hal yang sangat menguras tenaga, pikiran dan kantong kita. Namun, hendaknya kita tetap menjalaninya dengan perencanaan yang baik. Sampai saat ini saya belum pernah mendengar ada satu mahasiswa/i yang tidak lulus hanya karena kualitas skripsinya jelek. Yang terpenting adalah kita tetap menjalankan tugas akhir kita itu. Berikut saya mencoba menyajikan tips bagi mereka yang tengah mengerjakan skripsi. 

1. Pahamilah Permasalahan
Kenalilah permasalahan (problem of the study) skripsi Anda. Tidak mungkin Anda bisa lulus di meja hijau jika Anda sendiri tidak tahu apa permasalahan skripsi Anda. Permasalahan skripsi Anda akan terjawab di BAB V Conclusion and Suggestions.

2. Mengenali Jenis Riset
Sebagaimana kita ketahui ada sejumlah jenis riset. Kenalilah apa jenis riset Anda, apakah itu kualitatif, kuantitatif, experimental, correlational, contrastive dan sebagainya. Ini akan mengarahkan Anda kepada BAB IV Analysis and Findings.

3. Mengalokasikan Waktu
Lupakan sementara hal-hal yang tidak penting dalam hidup Anda selama mengerjakan skripsi ini. Misalnya, rencana pergi piknik, pulang kampung atau rencana pesta pernikahan (apalagi yang untuk nikah kedua kalinya). Kita tidak tahu apa rencana Tuhan. Namun, jika terpaksa, sisihkanlah waktu Anda untuk mengerjakan skripsi itu.

4. Menyiapkan Anggaran
Saya yakin sebagian besar mahasiswa/i telah mempersiapkan dana setahun sebelum ia mengerjakan skripsi baik dari dirinya sendiri maupun suntikan dana dari orang tua. Jangan mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu sebelum Anda diwisuda.

5. Melacak Sumber Referensi
Tidak mungkin Anda bisa mendapatkan bahan kajian khususnya untuk BAB II Review of Literature jika Anda tidak mempunyai sumber referensi. Jika Anda tidak berhasil mendapatkan bukunya di toko-toko buku, Anda bisa memanfaatkan Mr. Google, search dan download ebook dalam bentuk PDF.

6. Perubahan Tenses
Dalam skripsi FKIP Bahasa Inggris, tenses memegang peranan penting. Jika masih dalam bentuk proposal, tenses dalam BAB III Method of Research keseluruhannya harus dalam bentuk future tense sebab riset itu belum Anda lakukan. Tapi, jika sudah dilakukan maka tensesnya akan menjadi past tense.

7.Jeli Memilih Dosen Pembimbing
Selama perkuliahan kita memiliki beberapa dosen favourite yang sesuai dengan pilihan hati kita. Jadikanlah mereka sebagai dosen pembimbing Anda agar segalanya bisa lancar. Namun, pikirkan juga kualitas ilmu mereka.

8. Sering Bertanya dan Membaca
"Ini gimana....terus ngapain...apa lagi yang ditulis..cemana nyusunnya?" Itulah sejumlah pertanyaan yang sering dilontarkan para mahasiswa/i selama mengerjakan skripsi. Itu tidak salahmalah sebaliknya bisa melancarkan pemahaman Anda mengerjakan skripsi. Tentunya bertanya pada orang atau nara sumber yang tepat. Tak kalah pentingnya baca dan bacalah terus referensi dan isi skripsi Anda. Meski tidak sempurna namun setidaknya Anda memahami isinya.

9. Jangan Mengeluh
Berat memang tapi itulah yang harus Anda jalani. Suka atau tidak suka Anda harus menyelesaikannya. Jangan banyak mengeluh sebab itu akan mengurangi semangat Anda untuk mengakhiri tugas ini.

10.Berdoa
Berdoalah kepada Tuhan, Bila perlu Anda yang Muslim salat Tahajud tengah malam. Mohon diberi kelancaran, kesehatan, dan ketenangan selama mengerjakan skripsi ini.

Demikianlah tips selama mengerjakan skripsi. Semoga posting kali ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Rabu, 21 November 2012

Pengertian globe

Globe adalah tiruan bumi. Globe dapat menggambarkan kenampakan di permukaan bumi sesuai dengan bentuk aslinya. Globe memiliki arah kemiringan yang sama dengan bumi, yaitu 23,5 derajat dari matahari.

Beberapa bagian dari globe yang dapat kita amati adalah sebagai berikut:
a.    Garis lintang
Garis lintang pada globe sama dengan garis lintang pada peta. Garis lintang membagi permukaan bumi menjadi dua bagian yang sama pada garis ekuator, yaitu bagian utara dan selatan. Dari kutub utara hingga garis ekuator termasuk garis lintang utara. Dari kutub selatan hingga garis ekuator termasuk garis lintang selatan.

b.    Garis bujur
Garis bujur membagi permukaan bumi menjadi dua, yaitu bagian barat dan timur. Garis bujur membagi dua bagian yang sama pada garis 0 derajat dan 180 derajat menjadi bujur barat (BB) dan bujur timur (BT). Garis bujur 0 derajat digambar melalui kota Greenwich dan disebut sebagai meridian utama. Garis bujur 180 derajat berimpit di Samudra Pasifik.

c.    Kutub utara dan kutub selatan
Kutub utara dan kutub selatan tergambar lebih jelas pada globe. Kutub-kutub ini terdapat di ujung utara dan selatan bumi. Pada globe agak sulit untuk menentukan arah utara. Arah utara yang ditunjukkan oleh kompas bukanlah arah utara sebenarnya. Arah ini menunjukkan suatu daerah di Kanada. Sementara itu, arah utara sebenarnya adalah kutub utara di atas bumi, di tengah-tengah Samudra Arktik.

Manfaat globe antara lain sebagai berikut:
a.    Menunjukkan lokasi suatu wilayah
b.    Berdasarkan letak lintangnya dapat digunakan untuk menentukan iklim di suatu wilayah
c.    Garis bujur digunakan untuk mengetahui perbedaan waktu di bumi
d.    Globe digunakan untuk memperagakan proses terjadinya rotasi bumi
e.    Globe digunakan untuk memperagakan terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/

Pengertian E-Bussiness

E-Bussiness
E-Business atau Electronic Business dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi dan transaksi,dan salah satu aplikasi teknologi internet yang merambah dunia bisnis internal, melingkupi sistem, pendidikan pelanggan, pengembangan produk, dan pengembangan usaha. Secara luas sebagai proses bisnis yang bergantung pada sebuah sistem terotomasi. Pada masa sekarang, hal ini dilakukan sebagian besar melalui teknologi berbasis web memanfaatkan jasa internet. Terminologi ini pertama kali dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM.

 
Marketspace adalah arena di internet, tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli secara bebas seperti layaknya di dunia nyata (marketplace). Mekanisme yang terjadi di marketspace pada hakekatnya merupakan adopsi dari konsep “pasar bebas” dan “pasar terbuka”, dalam arti kata siapa saja terbuka untuk masuk ke arena tersebut dan bebas melakukan berbagai inisiatif bisnis yang mengarah pada transaksi pertukaran barang atau jasa.

Seluruh perusahaan, tanpa perduli ukuran dan jenisnya, dapat menerapkan konsep e-Business, karena dalam proses penciptaan produk maupun jasanya, setiap perusahaan pasti membutuhkan sumber daya informasi.


Pengertian atlas

Atlas adalah kumpulan dari peta-peta yang dibukukan. Pemberian nama atlas didasarkan pada kumpulan peta yang dibuat oleh Gerardus Mercator. Pada salah satu halaman buku kumpulan peta tersebut terdapat gambar raksasa yang diberi nama atlas. Sejak saat itu kumpulan dari peta-peta yang dibukukan disebut atlas.
Berdasarkan media penyajiannya, atlas dibedakan sebagai berikut:
1.    Atlas kertas, yaitu atlas yang dibuat secara konvensional yang biasanya disajikan dalam bentuk buku.
2.    Atlas elektronik, adalah kumpulan data digital dari sejumlah peta dengan ilustrasi, informasi, tabel, teks, grafik, sejumlah peta, audio, dan animasi secara penuh dan efektif. Atlas elektronik disajikan dalam bentuk compact disc (CD) atau melalui media internet.

Atlas memiliki fungsi yang sama dengan peta karena atlas merupakan kumpulan dari peta. Atlas merupakan salah satu alat untuk mengenal berbagai tempat di berbagai wilayah, bahkan berbagai belahan dunia. Atlas merupakan sumber informasi geografis, meliputi letak, batas, luas, topografi, persebaran sumber daya alam, dan kondisi sosial ekonomi suatu wilayah.

Kumpulan dari peta yang dibukukan disebut....
a.    Atlas
b.    Kamus
c.    Ensiklopedi
d.    Makalah.

Orang yang pertama kali membuat kumpulan peta dalam bentuk buku adalah...
a.    Nicholas Copernicus
b.    Gerardus Mercator
c.    Ptolomeus
d.    Magelhaens.

Pada awalnya, atlas adalah gambar dari seorang...
a.    Malaikat
b.    Bidadari
c.    Raksasa
d.    Raja.

Atlas yang disajikan dalam bentuk video dikategorikan atlas...
a.    Elektronik
b.    Kertas
c.    Nasional
d.    Pendidikan.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/

Validity and Reliability (2)


                     Validity and Reliability (2) 

                                                        Written by Ari Julianto 


I. Reliability
Reliability is defined as the extent to which a questionnaire, test, observation or any measurement procedure produces the same results on repeated trials. In short, it is the stability or consistency of scores over time or across raters. Keep in mind that reliability pertains to scores not people.

Thus, in research we would never say that someone was reliable. As an example, consider judges in a platform diving competition. The extent to which they agree on the scores for each contestant is an indication of reliability. Similarly, the degree to which an individual’s responses (i.e., their scores) on a survey would stay the same over time is also a sign of reliability.

An important point to understand is that a measure can be perfectly reliable and yet not be valid. A research example of this phenomenon would be a questionnaire designed to assess job satisfaction that asked questions such as, “Do you like to watch ice hockey games?”, What do you like to eat more, pizza or hamburgers?” and “What is your favorite movie?”. As you can readily imagine, the responses to these questions would probably remain stable over time, thus,demonstrating highly reliable scores. However, are the questions valid when one is attempting to measure job satisfaction? Of course not, as they have nothing to do with an individual’s level of job
satisfaction.

There are three aspects of reliability, namely: equivalence, stability and internal consistency (homogeneity). It is important to understand the distinction between these three as it will guide one in the proper assessment of reliability given the research protocol.

a. Equivalence, refers to the amount of agreement between two or more instruments that are administered at nearly the same point in time. Equivalence is measured through a parallel forms procedure in which one administers alternative forms of the same measure to either the same group or different group of respondents.

b. Stability, is said to occur when the same or similar scores are obtained with repeated testing with the same group of respondents. In other words, the scores are consistent from one time to the next. Stability is assessed through a test-retest procedure that involves administering the same measurement instrument to the same individuals under the same conditions after some period of time. Test-rest reliability is estimated with correlations between the scores at Time 1 and those at Time 2 (to Time x).

c. Internal consistency concerns the extent to which items on the test or instrument are measuring the same thing. If, for example, you are developing a test to measure organizational commitment you should determine the reliability of each item. If the individual items are highly correlated with each other you can be highly confident in the reliability of the entire scale. The appeal of an internal consistency index of reliability is that it is estimated after only one test administration and therefore avoids the problems associated with testing over multiple time periods.

Internal consistency is estimated via the split-half reliability index,coefficient alpha (Cronbach, 1951) index or the Kuder-Richardson formula 20 (KR-20) (Kuder & Richardson, 1937) index. The split-half estimate entails dividing up the test into two parts (e.g., odd/even items or first half of the items/second half of the items), administering the two forms to the same group of individuals and correlating the responses. Coefficient alpha and KR-20 both represent the average of all possible split-half estimates.

REFERENCES
Allen, M. J., & Yen, W. M. (1979). Introduction to measurement theory. Monterey, CA: Brooks/Cole.
Cronbach, L. J. (1951). Coefficient alpha and the internal structure of tests. Psychometrika, 16,
297-334.
Gulliksen, H. (1950). Theory of mental tests. New York:Wiley.
Kuder, G. F., & Richardson, M. W. (1937). The theory of the estimation of test reliability. Psychometrika, 2, 151-160.
Nunnally, J. C., & Bernstein, I. H. (1994). Psychometric theory. New York: McGraw-Hill

Validity and Reliability (1)


                        Validity and Reliability  
                                                               
                                                                     Written by Ari Julianto


The two most important and fundamental characteristics of any measurement procedure in research are reliability and validity. These two principles in research are as follows

I. Validity
Validity is defined as the extent to which the instrument measures what it purports to measure. For example, a test that is used to screen applicants for a job is valid if its scores are directly related to future job performance.

Validity is arguably the most important criteria for the quality of a test. The term validity refers to whether or not the test measures what it claims to measure. On a test with high validity the items will be closely linked to the test’s intended focus. For many certification and licensure tests this means that the items will be highly related to a specific job or occupation.

If a test has poor validity then it does not measure the job-related content and competencies it ought to. When this is the case, there is no justification for using the test results for their intended purpose. There are several ways to estimate the validity of a test including content validity, concurrent validity, and predictive validity. The face validity of a test is sometimes also mentioned.

There are many different types of validity, including: content validity, face validity,criterion-related validity (or predictive validity), construct validity, factorial validity, concurrent validity,convergent validity and divergent (or discriminant validity).

a. Content validity pertains to the degree to which the instrument fully assesses or measures the construct of interest. For example, say we are interested in evaluating employees’ attitudes toward a training program within an organization. We would want to ensure that our questions fully represent the domain of attitudes toward the training program. The development of a content valid instrument is typically achieved by a rational analysis of the instrument by raters (ideally 3 to 5) familiar with the construct of interest.Specifically, raters will review all of the items for readability, clarity and comprehensiveness and come to some level of agreement as to which items should be included in the final instrument.

b. Face validity is a component of content validity and is established when an individual reviewing the instrument concludes that it measures the characteristic or trait of interest. For instance, if a quiz in this class comprised items that asked questions pertaining to research methods you would most likely conclude that it was face valid. In short, it looks as if it is indeed measuring what it is designed to
measure.

c. Criterion-related validity is assessed when one is interested in determining the relationship of scores on a test to a specific criterion. An example is that scores on an admissions test for graduate school should be related to relevant criteria such as grade point average or completion of the program. Conversely, an instrument that measured your hat size would most assuredly demonstrate very poor criterion-related validity with respect to success in graduate school.

d. Construct validity is the degree to which an instrument measures the trait or theoretical construct that it is intended to measure. For example, if one were to develop an instrument to measure intelligence that does indeed measure IQ, than this test is construct valid. Construct validity is very much an ongoing process as one refines a theory, if necessary, in order to make predictions about test scores in various settings and situations.

e. Concurrent validity is a statistical method using correlation, rather than a logical method. Examinees who are known to be either masters or non-masters on the content measured by the test are identified, and the test is administered to them under realistic exam conditions. Once the tests have been scored, the relationship is estimated between the examinees’ known status as either masters or non-masters and their classification as masters or non-masters (i.e., pass or fail) based on the test.

f. predictive validity. This approach is similar to concurrent validity, in that it measures the relationship between examinees' performances on the test and their actual status as masters or non-masters. However, with predictive validity, it is the relationship of test scores to an examinee's future performance as a master or non-master that is estimated. In other words, predictive
validity considers the question, "How well does the test predict examinees' future status
as masters or non-masters?"

to be continued

Selasa, 20 November 2012

Pengertian peta

Peta telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Di sekolah-sekolah peta dimanfaatkan untuk membantu kegiatan pembelajaran. Selain itu, peta telah digunakan untuk berbagai hal di bidang pembangunan, pengembangan wilayah, serta pertahanan dan keamanan. Apakah peta itu?

Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi yang digambar pada bidang datar. Peta dibuat dengan skala tertentu dan menggunakan simbol-simbol. Gambaran yang terdapat pada peta merupakan gambaran yang seolah-olah dilihat dari atas

Peta dibuat dari hasil pengukuran, foto udara, dan citra satelit. Orang yang ahli membuat peta disebut kartografer. Sementara itu, ilmu yang mempelajari tentang peta disebut kartografi. Ilmu-ilmu yang mendukung kartografi adalah hidrologi, geografi, matematika, geologi, dan ilmu pendukung lainnya.

Peta terdiri atas beberapa komponen, diantaranya sebagai berikut:
a.    Judul peta. Judul peta menunjukkan informasi yang terdapat pada sebuah peta.
b.    Skala. Skala adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan.
c.    Garis lintang dan bujur. Letak absolut dari suatu lokasi yang dipetakan dapat diketahui dari garis lintang dan garis bujur.
d.    Penunjuk arah. Penunjuk arah disebut juga tanda orientasi. Tanda ini sangat penting dicantumkan dalam peta untuk mengetahui arah dari suatu lokasi di peta.
e.    Simbol. Kenampakan yang digambarkan pada peta digambarkan dalam bentuk simbol.
f.    Legenda. Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta.
g.    Inset. Inset adalah peta kecil dalam peta utama.
h.    Sumber peta dan tahun pembuatan.
i.    Warna peta. Penggunaan warna pada peta merupakan representasi dari kenampakan yang dipetakan. Warna-warna tersebut memiliki arti tertentu.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/

Pengertian E-Health

E-Health
E-Health (juga ditulis e-health) adalah istilah yang relatif baru untuk praktek kesehatan yang didukung oleh proses elektronik dan komunikasi. Sebagian orang akan berpendapat itu dipertukarkan dengan informatika kesehatan dengan definisi yang luas meliputi proses elektronik / digital dalam kesehatan. Sementara yang lain menggunakannya dalam arti sempit praktik kesehatan menggunakan Internet.

Memperbesar dan memperkecil peta

Peta dapat ditampilkan dalam berbagai ukuran baik besar maupun kecil. Hal itu tergantung pada besarnya skala. Mengubah ukuran peta berarti sekaligus mengubah skala peta. Misalnya sebuah peta dengan skala 1 : 200.000 akan diperbesar dua kali. Jadi, skala peta hasil pembesaran adalah 1 : 100.000. peta dengan skala lebih besar akan dapat menampilkan kenampakan lebih detail, tetapi cakupan wilayahnya lebih sempit. Sementara itu, peta dengan skala kecil kenampakan yang ditampilkan tidak terlalu detail, tetapi mencakup wilayah yang luas.
Memperbesar maupun memperkecil peta dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1.    Menggunakan sistem grid
Cara untuk memperbesar dan memperkecil peta dengan sistem grid dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Siapkan peta yang akan diubah ukurannya, baik diperbesar maupun diperkecil
b.    Buatlah garis vertikal dan horizontal dengan jarak yang sama pada peta
c.    Siapkan kertas gambar. Buatlah grid atau garis pada kertas gambar tersebut. Ukuran grid disesuaikan dengan pembesaran maupun pengecilan peta. Ukuran grid diperbesar apabila akan memperbesar peta. Ukuran grid diperkecil apabila akan memperkecil peta.
d.    Gambarlah detail-detail kenampakan pada peta yang akan disalin pada kertas gambar.
e.    Lengkapilah peta buatanmu dengan simbol-simbol dan keterangan gambar.

2.    Dengan alat pantograf
Pantograf adalah alat yang digunakan untuk memperbesar maupun memperkecil peta. Pantograf memiliki prinsip kerja berdasarkan jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaran genjang mempunyai skala faktor sama. Skala pada ketiga sisi dapat diperbesar maupun diperkecil.

3.    Menggunakan mesin fotokopi
Alat fotokopi merupakan alat yang paling mudah untuk memperbesar maupun memperkecil peta. Yang perlu diperhatikan dalam pengubahan ukuran dengan mesin fotokopi adalah perubahan skalanya. Skala grafik akan lebih memudahkan penghitungan skala pada peta hasil pembesaran maupun pengecilan.

Kunjugi juga: http://matakristal.com/

Research Method and Research Methodology

    Research Method and Research Methodology

                                                                  Written by Ari Julianto




          Sometimes students of FKIP or teacher training and education get confused to identify between research method and research methodology. This time, I would like to discuss about these two terms in educational research.
        While preparing the design of the study, it is necessary to think of research method. It is simply the method for conducting research. Generally, such methods are divided into quantitative and qualitative methods. Such quantitative methods include descriptive research, evaluation research and assessment research. Assessment type of studies include surveys, public opinion polls, assessment of educational achievement. 
      Evaluation studies include school surveys, follow up studies. Descriptive research studies are concerned with analysis of the relationships between non manipulated variables. Apart from these quantitative methods, educational research also includes experimental and quasi experimented research, survey research and causal-comparative research. 
      Qualitative research methods include ethnography, phenomenology, ethnomethodology, narrative research, grounded theory, symbolic interaction and case study. Thus, the researcher should mention about methods of research used in his research with proper justification for its use.
      The term methodology seems to be broader, in the sense it includes nature of population, selection of sample, selection/preparation of tools, collection of data and how data will be analysed. Here the method of research is also included.
      Thus, when we talk of research methodology we not only talk of the research methods but also consider the logic behind the methods we use in the context of our research study and explain why we are using a particular method or technique and why we are not using others so that research results are capable of being evaluated either by the researcher himself or by others.

(Taken from various sources)
Ok, I guess you all guys understood clearly the difference between these two terms. 

Experimental Research

                   Experimental Research 
                              Written by Ari Julianto

     Today posting discusses about experimental research. Experimental Research is also called Empirical Research or Cause and Effect Method. The experimental method in educational research is the application and adaptation of the classical method of experimentation.
      It is a scientifically sophisticated method. It provides a  method of investigation to derive basic relationships among phenomena under controlled condition or, more simply, to identify the conditions underlying the occurrence of a given phenomenon. Experimental research is the description and analysis of what will be, or what will occur, under carefully controlled conditions.
      Experimenters manipulate certain stimuli, treatments, or environmental conditions and observe how the condition or behaviour of the subject is affected or changed. Such manipulations are deliberate and systematic. The researchers must be aware of other factors that could influence the outcome and remove or control them in such a way that it will establish a logical association between manipulated factors and observed factors.
      Experimental research provides a method of hypothesis testing. Hypothesis is the heart of experimental research. After the experimenter defines a problem he has to propose a tentative answer to the problem or hypothesis. Further, he has to test the hypothesis and confirm or disconfirm it.
      There are four essential characteristics of experimental research: (a) Control, (b) Manipulation, (c) Observation, and (d) Replication.

a. Control : Variables that are not of direct interest to the researcher, called extraneous variables, need to be controlled. Control refers to removing or minimizing the influence of such variables by several methods such as: randomization or random assignment of subjects to groups; matching subjects on extraneous variable(s) and then assigning subjects randomly to groups; making groups that are as homogenous as possible on extraneous variable.

b. Manipulation : Manipulation refers to a deliberate operation of the conditions by the researcher. In this process, a pre-determined set of conditions, called independent variable or experimental variable. It is also called treatment variable. Such variables are imposed on the subjects of experiment. In specific terms manipulation refers to deliberate operation of independent variable on the subjects of experimental group by the researcher to observe its effect. Sex, socio-economic status, intelligence, method of teaching, training or qualification of teacher, and classroom environment are the major independent variables in educational research.

c.Observation : In experimental research, the experimenter observes the effect of the manipulation of the independent variable on dependent variable. The dependent variable, for example, may be performance or achievement in a task.

d. Replication : Replication is a matter of conducting a number of sub-experiments, instead of one experiment only, within the framework of the same experimental design. The researcher may make a multiple comparison of a number of cases of the control group and a number of cases of the experimental group. In some experimental situations, a number of control and experimental groups, each consisting of equivalent subjects, are combined within a single experiment.

The following categories of experimental research designs are popular in educational research: 
a. Pre-experimental designs – They are least effective and provide little or no control of extraneous variables. 
b. True experimental designs – employ randomization to control the effects of variables such as history, maturation, testing, statistical regression, and mortality 
c. Quasi-experimental designs – provide less satisfactory degree of control and are used only when randomization is not feasible. 
d. Factorial designs- more than one independent variables can be manipulated simultaneously. Both independent and interaction effects of two or more than two factors can be studied with the help of this factorial design.

(Taken from various sources)

Senin, 19 November 2012

Jenis peta dan manfaat peta

Peta dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
a.    Berdasarkan skala yang digunakan, peta dibedakan sebagai berikut:
1.    Peta kadaster dengan skala 1 : 100 – 1 : 5.000
2.    Peta skala besar dengan skala <1 : 5.000 – 1 : 250.000
3.    Peta skala sedang dengan skala <1 : 250.000 – 1 : 500.000
4.    Peta skala kecil dengan skala <1 : 500.000 – 1 : 1.000.000
5.    Peta skala tinjau (geografis) dengan skala <1 : 1.000.000.
b.    Berdasarkan isinya, peta dibedakan sebagai berikut:
1.    Peta dasar, yaitu peta yang digunakan untuk membuat peta lainnya. Peta dasar berisi informasi umum dari suatu daerah yang dipetakan.
2.    Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan kenampakan umum permukaan bumi secara detail.
3.    Peta tematik, yaitu peta yang menampilkan informasi tertentu atau khusus.
c.    Berdasarkan bentuknya, peta dibedakan sebagai berikut:
1.    Peta analog, yaitu peta yang dibuat secara manual pada bidang datar. Peta ini disajikan dalam bentuk peta planimetri dan stereometri.
2.    Peta digital, yaitu peta yang dibuat dengan teknologi komputer.

Manfaat peta antara lain sebagai berikut:
a.    Untuk menunjukkan lokasi suatu wilayah, negara, benua, dan laut di permukaan bumi
b.    Sebagai alat pembelajaran
c.    Menunjukkan berbagai kenampakan alam di permukaan bumi
d.    Sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pengembangan wilayah
e.    Di bidang pertahanan dan keamanan untuk mengatur strategi dalam menjaga keamanan wilayah.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/

Cara membuat peta

Peta tidak hanya menunjukkan lokasi suatu wilayah, tetapi juga dapat digunakan untuk menampilkan informasi secara keruangan. Berbagai objek geografi pun dapat ditampilkan dengan peta. Membuat peta dapat dilakukan dengan pengukuran secara langsung maupun menggunakan peta dasar.

Tahap-tahap membuat peta:
a.    Menentukan daerah yang akan dipetakan
b.    Menyalin peta
c.    Mencari dan mengklasifikasikan data
d.    Membuat simbol data
e.    Menempatkan simbol pada peta dasar
f.    Membuat legenda
g.    Melengkapi peta dengan tulisan.

Untuk membuat peta yang baik, perlu memerhatikan syarat sebagai berikut:
a.    Peta tidak boleh membingungkan
b.    Peta harus mudah dimengerti oleh pemakai atau pembaca peta
c.    Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya sehingga dibuat teliti sesuai dengan tujuannya
d.    Tampilan peta harus menarik, rapih, dan bersih sehingga tidak membosankan pandangan mata.

Penggunaan tulisan pada peta
Peta tidak dapat digunakan bila tidak dilengkapi dengan tulisan. Objek-objek geografis yang ditampilkan para peta perlu ditulisi sesuai nama-namanya. Dalam kenyataan, nama-nama objek geografis pada peta tidak tampak di muka bumi. Para pakar pembuat peta telah menyepakati aturan pembuatan tulisan pada peta. Beberapa contoh aturan pembuatan tulisan pada peta adalah sebagai berikut:
a.    Nama objek geografis ditulis sesuai bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat.
b.    Nama kota ditulis dengan huruf tegak dan ditempatkan di dekat simbol kota.
c.    Nama jalan ditulis dengan huruf cetak kecil yang tegak dan sejajar dengan jalan.

Pembuatan simbol
Berbagai objek yang ditampilkan dalam peta disajikan dalam bentuk simbol-simbol. Pengguna peta mendapatkan informasi peta melalui simbol-simbol dan keterangan lain pada peta. Simbol-simbol peta dibuat sederhana bentuknya dan bersifat umum agar peta mudah dimengerti. Berdasarkan bentuknya, simbol peta dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.    Simbol titik, digunakan untuk menampilkan tempat atau data posisional lokasi tertentu
b.    Simbol garis, adalah simbol yang menampilkan objek-objek geografis yang keberadaannya di permukaan bumi berbentuk linier atau seperti garis.
c.    Simbol area, digunakan untuk menampilkan kenampakan area yang memiliki luas wilayah tertentu.

Kunjungi juga: http://matakristal.com/

Pengertian E-Learning

E-Learning
E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching materials berbasis web dan  hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi pendidkan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, electronic voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda. 

What Is A Thesis?

                   What Is A Thesis?
                                           Written by Ari Julianto


Since the beginning of my posting we always mention the word of Thesis (Skripsi). This time, I try to describe a bit about the word of Thesis (Skripsi).
.
In dictionary the word Thesis can be defined as follows
thesis
n 1 a proposition to be maintained or proved. 2 a dissertation esp. by a candidate for a degree. [Middle English via Late Latin from Greek = putting, placing, a proposition,etc.]

hypothesis 1a proposition made as a basis for reasoning without the assumption of its truth. 2 a supposition made as a starting point for further investigation from known facts. [Late Latin from Greek hypothesis ‘foundation’; Greek hypo ‘under’]

One might infer from the etymology above that a thesis is an (obligatory) offering placed at the desk of the examiner by a candidate who wishes to get a degree. This is the most common, and often only, reason why a thesis is written. But there are other reasons for writing a thesis.

A thesis is a written record of the work that has been undertaken by a candidate. It constitutes objective evidence of  the author’s knowledge and capabilities in the field of interest and is therefore a fair means to gauge them. Although thesis writing may be viewed as an unpleasant obligation on the road to a degree, the discipline it induces may have lifelong benefits.

Most of all, a thesis is an attempt to communicate. Science begins with curiosity, follows on with experiment and analysis, and leads to findings which are then shared with the larger community of scientists and perhaps even the public.

The thesis is therefore not merely a record of technical work, but is also an attempt to communicate it to a larger audience. An undergraduate thesis is, at present, graded on the quality of research, the significance of the contributions and the style of  presentation.

Thus, the undergraduate thesis is judged on a similar basis to the postgraduate one. Indeed, the three most commonly cited qualities that earn an undergraduate thesis the first class grade are originality, independence, and mastery.

In short, a thesis—whether undergraduate or postgraduate—is evidence of the candidate’s capacity to carry out independent research under the guidance of a supervisor, and to analyse and communicate the significant results of that work.

The format of the undergraduate thesis is similar, except that the title page is followed by a letter from the candidate addressed to the Executive Dean of the Faculty of Engineering and Mathematical Sciences saying ‘This thesis is submitted in partial fulfilment of the requirements for the degree of  bachelor of Engineering (with Honours)’ and certifying that it  represents the candidate’s own work.

Meanwhile, in Indonesia, a thesis can be called as Skripsi.Kamus Besar Bahasa Indonesia defines Skripsi as follows
skrip·si n karangan ilmiah yg wajib ditulis oleh mahasiswa sbg bagian dr persyaratan akhir pendidikan akademisnya.

Skripsi is a kind of scientific paper that describes the result of sarjana S1 research. It discusses a certain problem/ phenomenon in a certain field of knowledge by using the rules.

(Taken from various sources)